Agak sensual ya judulnya? Hayoo…
jangan-jangan ada yang terjebak :D
Sebenarnya saya bingung mau kasih judul apa atas
tulisan saya kali ini. Inspirasinya datang ketika saya mengikuti diskusi di
himpunan. Beberapa kali saya mendengar kata-kata yang orientasinya seks tapi
digunakan di dalam himpunan atau bahkan diskusi di BEM.
Misalnya ketika beberapa waktu lalu saya diskusi
di himpunan, saya mengungkapkan penyesalan saya tentang kenapa tidak dari dulu
saya mengikuti kegiatan semacam ini (diskusi, rapat, main-main bersama
teman-teman dan senior), karena ternyata bermanfaat.
Dulu saya pikir, ikut rapat di himpunan itu
sia-sia. Eh, sebenarnya ada juga yang bisa didapat sih. Yang saya rasakan
dulu, saya dapat pikiran tertekan, capek duduk, kaki pegel, bikin sesak napas
(didukung asap rokok yang lebih mengkhawatirkan dari asap kebakaran hutan).
Menurut saya Darurat Asap bukan cuma di Riau, tapi di Himpunan juga. Serius!
Tapi kemudian ada senior yang bilang,”Tidak harus
juga seperti itu, karena berbeda-beda cara orang belajar. Ada yang suka onani,
anal, bisek hahaha”
Karena pernah mendengar dia bicara seperti itu
sebelumnya, pun dari senior lain, saya berpikir pasti kata-kata itu
benar-benar ada artinya dalam konteks belajar, berorganisasi atau berlembaga.
Nah, untuk mencari tau artinya, saya surfing di internet, tapi bisa ditebak, yang muncul malah situs-situs yang membahas kata-kata itu dalam konteks lain.
Akhirnya saya bertanya kepada teman-teman dan
senior-senior, tertentu, yang cukup dewasa dan bisa serius diajak
diskusi. Saya ga sanggup cerita betapa awkward-nya waktu proses
cari tau tentang ini. Jadi cukup kontennya aja ya..
Apa yang saya dapat,
“Maksudnya onani dalam belajar, kau
belajar hanya untuk dirimu sendiri itu pengetahuan, lalu pergi sombong ke
orang-orang yang belum tau hanya supaya kau dibilang cerdas. Tidak ada lawan
bicara, diskusi, dan kontribusi nyata untuk mengembangkan diri. Kita
belajar hanya untuk mencapai kepuasan sendiri dan sok sendiri.”
Itu sebagian maksudnya yang masih dalam proses
belajar, sebagian lagi ketika hasil dari semua yang kamu dapat dari proses
belajarmu hanya berguna untuk dirimu sendiri, tidak punya guna atau pengaruh
bagi kebaikan orang lain.
Ada bacaan menarik di blog Peter-Sina berjudul
Onani Intelektual. Di sana Peter Garlan Sina mengungkapkan pendapatnya tentang bagaimana
membuang onani intelektual. Diantaranya dengan bedah buku dan diskusi yang
katanya bagai magnet dalam pendidikannya.
“Seorang manusia yang sedang belajar entah dalam
jenjang pendidikan apa saja, haruslah ada kerelaan dan kesadaran yang tulus
ikhlas untuk membantu teman-temannya. Karena dengan membantu teman-temannya
maka orang tersebut sebenarnya sedang belajar juga dan akan meningkatkan
pengetahuannya. Tapi semua itu biasanya hanyalah pada tataran normatif karena
pada kenyataannya sifat kikir untuk mendiskusikan atau mensharekan IPTEK sering
terjadi dibandingkan kerelaan mensharekan”
“Manfaat dari saling berdiskusi dan melakukan
bedah buku sangat menolong kita untuk saling memotivasi sehingga semangat
belajar atau menemukan ilmu menjadi begitu indah nan luar biasa. Dan hal ini
apabila dilakukan secara berkesinambungan akan sangat bermanfaat sebagai
nutrisi segar membangun kebiasaan untuk senantiasa belajar dan belajar selama
masih hidup”
Sedangkan annal sendiri diartikan sebagai catatan tahunan yaitu catatan
peristiwa pada setiap tahun, biasanya peristiwa-peristiwa penting dalam suatu
kerajaan. Arkeolog, sejarawan, berikut serumpunnya bekerja dengan ini.
Jadi kalau dengar kata-kata seperti di atas,
jangan buru-buru salah paham ya..
Saatnya balo (bawa logika), perhatikan
konteksnya.
Kalau bisek, nja? Ih mantep banget lah tulisanmu tu. Takutlah jadi kaum intelektual yang belajarnya onani😭
BalasHapus